RENUNGAN TENTANG MAKNA BATHIN SURAT AL FATIHAH




Makna ini, adalah yang terinspirasikan di dalam sanubari….Dia memberikan ilham dan cahaya-Nya, untuk membimbing kita lewat Surat Al Fatihah…..

Bismillahirrohmanirrohiim……
Dengan Asma Allah yang Maha Penyayang…
Sesungguhnya.....semua yang terjadi di dunia ini dan dalam hidup ini, tak lain tak bukan merupakan perwujudan Nama-Nya..Dunia dan kehidupan ini adalah buah Cinta-Nya kepada yang Dia ciptakan.

Setiap hembusan nafas..setiap gerak..setiap rasa..setiap kehendak….adalah anugerah Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada kita..setitik debu yang hakikatnya adalah ketiadaan dan sekadar bayang-bayang keberadaan-Nya…
Bismillah..sesungguhnya adalah kata-kata yang berdaya cipta….dengan menghayati kenyataan bahwa sesungguhnya kita hanyalah bayang-bayang-Nya..bahwa kita sekadar cerminan-Nya..sesungguhnya kita bisa memasuki keadaan di mana kita bisa menjadi seperti-Nya, sebagai wakil-Nya, khalifah-Nya, dengan sebuah anugerah luar biasa: kesempatan untuk menjadi mitra-Nya dalam penciptaan. Dia sesungguhnya telah mengijinkan kita untuk mempergunakan kekuatan pikiran, kehendak dan tindakan yang tak terbatas…sehingga apa yang kita pikirkan, kehendaki dan lakukan, terwujud menjadi sebuah ciptaan baru.

Bismillah..sesungguhnya juga sebuah peringatan bahwa tak layak kita bersombong diri..karena semua yang kita miliki adalah milik-Nya….
Menghayati bismillah dalam hidup, sesungguhnya membuat hidup kita menjadi penuh makna..dan dalam diri bisa muncul perasaan penuh daya (powerful)…karena kita hidup bukan untuk diri kita sendiri melainkan untuk-Nya, dan bahwa kita tak hidup sendiri, melainkan dalam naungan perlindungan dan bimbingan Dia Yang Maha Kuasa…

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin..Segala Puji Bagi Allah Penguasa Alam Semesta
Karena sejatinya segala sesuatu adalah cerminan Nama-Nya, bayang-bayang-Nya, maka memang yang layak mendapatkan segala pujian adalah Dia sendiri..
Kecantikan kita, kepandaian kita, kebaikan akhlak kita, adalah milik-Nya….
Alam yang indah, hidup yang penuh warna, adalah anugerah-Nya…
Tapi mensyukuri bukan sekadar memuja dan memuji-Nya..melainkan juga menjalankan tugas kekhalifahan yang Dia sematkan kepada kita sebagai kemuliaan kita: Kita memberi nilai lebih pada anugerah-Nya…

Sebagai wujud penterjemahan hamdalah…kita ubah seonggok tanah liat menjadi tembikar…kita ubah tanah yang gersang menjadi kebun hijau…
Sebagai wujud syukur kita..maka kita gunakan daya pikir, kehendak dan kemampuan bertindak untuk mewujudkan semua hal baik yang Dia Kehendaki….

Arrohmanirrohiim..
Dia kembali mengingatkan kita..bahwa selayaknya kita hanya memuji-Nya, karena semua yang kita rasakan, nikmati dan alami adalah wujud kasih dan sayang-Nya….
Selanjutnya…..kita juga perlu sadar bahwa salah satu tugas manusia adalah mempercantik akhlak mereka, sehingga mereka bisa mencapai keadaan takhaluk bi akhlaqillah..Berakhlak dengan akhlak Allah….
Maka…sebagai wujud ikhtiar kita untuk menjadi hamba-Nya yang baik..kita perlu menjadi manusia yang paling pengasih dan penyayang bagi segenap makhluk di muka bumi…
Kita tebarkan cinta kasih secara tulus..kita berbuat kebajikan di manapun kita berada…..Kita berbuat adil karena dengan keadilanlah langit dan bumi bisa tetap tegak…

Ya..kasih sayang, perbuatan baik dan keadilan..kita tebarkan kepada siapa saja selama mereka adalah makhluk Allah..karena setiap makhluk-Nya adalah keluarga-Nya….tak peduli apa label dirinya: muslim, kristen, hindu, china, melayu, jawa, dan lainnya..semua adalah keluarga-Nya yang layak kita perlakukan dengan hormat….

Maliki yaum al din..Dialah Penguasa Hari Kebangkitan…
Ya..memang Dialah yang memegang kunci rahasia hari kebangkitan..bukan saja kebangkitan kita dari kematian fisik..tapi juga kebangkitan spiritual kita setelah kita sebelumnya terjebak dalam ilusi kehidupan dan kematian spiritual….
Dengan segenap rahmat yang Dia berikan..sejatinya kita punya missi hidup untuk kembali kepada-Nya….

Kita bisa kembali kepada-Nya, hanya jika kita sudah mengenalnya, dan kita mati sebelum datangnya maut..dalam pengertian, ego sudah kita tundukkan, dan jiwa kita sudah kita sucikan….

Agar keadaan ini bisa terjadi dan kita bisa kembali kepada-Nya dengan selamat…memang kita harus menyadari bahwa kuncinya juga ada pada Dia..Kita bisa kembali…kalau Dia menghendaki kita kembali. Kita bisa bertemu Dia, kalau Dia menghendaki kita bertemu dengan-Nya. Amal shalih dan tekad kuat kita hanyalah wasilah..tapi hakikatnya, kita hanya bisa selamat jika Dia menghendaki kita selamat. Untuk itu, dengan segenap kerendahan hati kita harus selalu memohon, sebagaimana dianjurkan dalam ayat berikutnya…

Iyya kana’budu wa iyya kanastain
Kepada-Nya kita beribadah..kepada-Nya kita memohon…
Untuk bisa mendapatkan kebangkitan spiritual dalam kehidupan kita..yang menjamin keselamatan kita di dunia dan akhirat..yang harus kita lakukan adalah mengukuhkan penghambaan kita pada-Nya. Ya..kita bisa meraih kemuliaan hanya jika kita menegaskan bahwa kita adalah hamba yang berserah diri di hadapan-Nya.
Sebagai hamba..kita dalam posisi siap menerima apa yang Dia berikan. Dan agar Dia melimpahkan semua hal terbaik kepada kita…kita harus berendah hati untuk selalu memohon kepada-Nya. Karena sebagai hamba, kita sungguh-sungguh tak punya apa-apa di hadapan Dia sebagai Tuan kita….

Ihdinasshirotal mustaqim..
Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.....
Dari sekian permintaan yang layak kita sampaikan kepada Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang...yang paling penting adalah permintaan agar Dia memberi kita petunjuk agar kita berada di jalan yang lurus.
Sesungguhnya....Dia sudah memberikan furqon di hati kita, yang bisa membedakan mana jalan lurus dan jalan sesat. Dia juga sudah menebarkan segenap tanda-tanda-Nya yang memberi kita isyarat apa yang sebaiknya kita kerjakan dan tidak, juga mana jalan yang lurus dan mana pula jalan yang keliru. Bahkan Dia juga memberikan Kitabnya dari generasi ke generasi....

Lalu mengapa Dia masih menyuruh kita meminta kepada-Nya agar diberi jalan yang lurus? Bukankah Dia sudah memberi seluruh yang kita butuhkan untuk bisa memilih jalan lurus?
Tentu ini sebuah misteri...
Sejauh saya renungkan....ternyata ayat ini lagi-lagi mendorong kita agar kian meneguhkan kehambaan kita di hadapan-Nya...kita harus mempertegas kefaqiran kita di depan Dia yang Maha Kaya dan Maha Kuasa.
Pada kenyataannya....sekalipun setiap manusia sudah diberi pendengaran, penglihatan dan fuad..bahkan juga Kitab Suci dan segenap fenomena semesta..tetap saja banyak orang tak mengenal-Nya dan memilih jalan yang keliru dalam kehidupan ini.
Bahkan ada orang yang sepertinya benar-benar mengikuti Quran dan Sunnah...pada hakikatnya adalah orang yang paling tersesat.
Ya..memang menemukan jalan kebenaran itu susah-susah gampang. Kita bisa saja merasa sudah merasa berada di jalan yang benar, padahal bisa jadi kita berada di dalam kesesatan yang nyata.

Karena mengenal Allah, dan berada di jalan yang benar itu tidak mudah...maka sepatutnyalah setiap orang berendah hati...tidak merasa dirinya paling benar..sembari terus menerus memohon kepada-Nya. Karena seperti yang pernah kita bahas..Dia Yang Maha Ghaib, hanya bisa ditemui oleh mereka yang Dia Kehendaki. Dia yang Maha Misteri..hanya bisa dikenali oleh yang Dia Kasihi.

Nah..kita sebagai seorang hamba hanya bisa menggapai-gapaikan tangan kita untuk mendapatkan Kasih Sayang dan Petunjuk-Nya.

Kita berada dalam kegelapan pada awalnya...Dialah yang memiliki Cahaya untuk menerangi jalan hidup kita.
Nah..bagaimana caranya agar Cahaya itu hadir ke hati kita? Di sinilah letak perjuangan sejati yang dalam sebuah hadits nabi disebut jihadul akbar..perjuangan yang lebih besar ketimbang peperangan melawan musuh berpedang...

Jihad itu adalah jihadun nafs..perjuangan menaklukkan ego...perjuangan mensucikan diri sehingga hati ini menjadi kosong dan bisa menjadi tempat bersemayamnya Dia yang Maha Agung.

Memohon petunjuk kepada-Nya..bukan semata-mata melafalkan permintaan..tapi juga bekerja keras menapaki jalan-jalan ruhani: Taubat, Syukur, Sabar, dan seterusnya, hingga kita bisa Taslim dan Fana......
Setelah melewati jalan-jalan ruhani inilah..kita bisa berharap Cahaya-Nya menerangi hati kita.
Semata-mata berbekal akal pikiran dan ketaatan pada ajaran lahiriah agama..sungguh tak cukup untuk bisa bertemu dengan-Nya dan meraih kebahagiaan sejati.

Untuk bisa meraih tujuan utama hidup itu..yang harus kita lakukan adalah terus menerus melakukan ikhtiar tazkiyatun nafs dan takhaluk bi akhlaqillah.....hingga kita bertemu dengan apa yang Dia janjikan;
Shirotolladzina an'amta alayhim ghoyril maghdubi alayhim waladdholliin...
Jangan pernah bayangkan..hanya karena kita beragama Islam, lantas kita pasti mendapatkan jalan penuh kenikmatan...

Belum...untuk mendapatkan jalan itu..kita harus benar-benar Taslim..berserah diri, yang kemudian bersambung pada Fana..sebuah kesadaran diri bahwa pada hakikatnya yang ada sebetulnya hanya Dia Yang Maha Ada...sebagaimana diisyaratkan dalam kata-kata yang kita baca dalam doa iftitah: wajahtu wajhiya lilladzi fatharassamawati wal ardh...

Selama kita masih melihat ada yang selain-Nya..maka sesungguhnya kita masih terhijab dari jalan kebenaran....
0 Response to "RENUNGAN TENTANG MAKNA BATHIN SURAT AL FATIHAH"

Post a Comment



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan